Rabu, 31 Oktober 2012

Galau.

Hari ini punya segudang masukan yang cuma bisa bikin gue mikir tanpa bertindak.
1. Masukan dari teman-teman yg baik. They are Ranum and Heni. Mereka teman kuliah seperjuangan sejak semester 1. Siang ini mereka ke rumah karena sudah tak pernah berkunjung, pikir gue tadinya. Setelah berceloteh selama lebih kurang 3 jam, ada percakapan begini,
R: "Sebenernya kita kesini mau bikin kamu nggak bisa "duduk tenang. Aku tuh mau nyuruh kamu bikin form 1 e (logat jawa). Pokoknya kamu bikin, besok kita kumpulin."

H: "udah, yang penting judul dan rumusan masalahmu dulu aja."

Sungguh, gue terharu sama sikap mereka yang terkesan cuek atau mungkin semacam pengkhianat karena sudah mengumpulkan form 1 hahaha. Mereka mau gue maju dan bergerak bersama mereka. Sayangnya, gue langsung mendadak cemas dan ketar-ketir karena belum menemukan judul. Parahnya, gue masih sempet ngeblog di saat harus mencari landasan untuk draft gue. #Galau1

2. Pernyataan salah satu cowok yang pernah spesial dan entah kenapa kami nggak bisa berhubungan dengan baik. Karena banyak hal, akhirnya dia berkata "Gue gak mau temenan sama lo ! Muak (bla bla bla) !"
Mau tau? Gue yakin saat gue ngaca pasti yang muncul di cermin adalah tampang melas. Yang bikin galau adalah emang beneran gue segitunya bikin lo sakit hati? CIYUS? MIAPAH?? MIATAMU!! ah, pengen banget perhitungan sama kejadian dulu-dulu tapi udah capek. Padahal tadi udah minta maaf terus berusaha biar damai dan tidak mengungkit. #Galau2

3. Masalah konyol yang baru-baru ini lahir di kehidupan gue. Complicated. rasanya tuh kayak gini:
"najdbaouisrfbgwehnfvgsrevgjhbnawehibvn gjexg8pufcgdxb wechgwuei4go" #Galau3

Semakin makin tua, semakin banyak yang ditemukan.
Semakin menjadi masalahnya.
Semakin sulit menemukan solusinya.
Semakin menemukan BANYAK orang gila dan nggak masuk akal.

Sekian..


Selasa, 30 Oktober 2012

First Time :D

Katanya, selalu ada first time di setiap pengalaman..
Dan inilah.......

Dulu pernah kepikiran punya band, menjadi Wedding Singer, atau penyanyi di cafe.
Sampai sekarang punya band aja belum kesampaian apalagi jadi penyanyi di cafe.
Gue juga heran sih kenapa punya angan-angan seperti itu. Bukan hal yang rendahan kan?

Tanpa disangka-sangka, gue pernah punya pengalaman bernyanyi di pernikahan orang.
Kejadiannya tepat di hari Sabtu, 27 Oktober 2012.
Bermula dari ajakan teman PSM bernama Duta, yang kebetulan menjadi vokalis band Edelweiss (salah satu band cukup ternama di UGM).
Entah hasutan dari setan jenis apa dia bisa ajak gue untuk membantu Edelweiss nge-job.
Tanpa mengingat suara yang sangat terlalu pas-pasan, gue langsung menerima tawaran itu.
Ternyata, lagu yang disuguhkan punya tingkat kesulitan yang hampir dewa. Kadang pengen mundur setelah melihat mimik Edelweiss di latihan pertama bareng mereka. hahaha.

Di hari H, gue cukup deg-degan. Bukan, bukan karena mau nyanyi, tetapi karena ada ada hal lain yang membuyarkan konsentrasi gue.
lagu pertama yg gue bawakan, agak bosok. lagu kedua, musiknya salah dan gue cukup terpaku.
masa deg-degan dimulai ketika ada seorang dokter yang ingin bernyanyi, bahkan minta duet bareng gue.
Lagunya Kemesraan - Iwan Fals dan Tonight I Celebrate My Love.
Untungnya tau kedua lagu itu, tapi sangat ragu-ragu dalam menyanyikan karena nada dasarnya membuat pita suara nyaris putus, alias ketinggian.

Setelah itu, ada 2 wanita yang ingin menyumbangkan lagu untuk pengantin. Tau nggak apa yang ada di pikiran gue saat itu??
TARAAAAAA. Gue berdoa supaya suara mereka sama bosoknya kayak suara gue. Malu cing, masa suara yg job lebih bosok? hahahhaaha. Yasudahlah.
Suara si mbak satu bagus dan (untungnya) suara si mbak dua masih agak cempreng. nyehehe.

Jadi, kesimpulan yang gue dapatkan berkat first experience ini :
1. Pilih yang kalian sukai meskipun keadaan kurang mendukung (contoh: menerima job nikahan dgn suara bosok)
2. Siapkan mental kalau ada yang mau berduet
3. Siapkan topeng kalau ada hadirin yang menyumbangkan lagu dengan suara sangat oke, bahkan lebih oke dari penyanyi job.

Senin, 29 Oktober 2012

Balik ke Ambon lagi, boleh?

10 hari di Ambon itu waktu yang sangat singkat, guys!

Di sana itu menyenangkan. Gue cuma dituntut fokus sama kompetisi di Pesparawi Nasional ke-12.
Setiap hari bangun pagi, olahraga, mandi, sarapan, latihan, istirahat, makan siang, snack, tidur siang, snack lagi, mandi, latihan lagi, makan malam, latihan lagi, dan tidur.

Buat gue, kegiatan rutin macam itu menyenangkan. TANPA SKRIPSI, tanpa tuntutan orang tua, dan semua masalah yang gue temui di Yogya.
Pokoknya, gue merasa sangat bebas di sana. Kalau bosan tinggal bergosip bareng cewek-cewek atau main ke pantai belakang penginapan.

Lebih kecenya lagi, tim lomba PSM UGM di Pesparawi Nasional kemarin itu asik banget.
bahkan, kata senior-senior yang berpengalaman, tim lomba ini adalah tim paling terkece abad ini :)

Gue pengen punya remote yang ada di film "CLICK" dan memutar semua kejadian tepat 2 minggu yang lalu.
Boleh ga, Tuhan? :")
mau main ke Pantai Natsepa lagi :')
Aku mau balik ke masa yang ini :')
atau pas UJP ini juga nggak apa-apa :)


Kamis, 25 Oktober 2012

Kita, Roda, dan Belajar

Tiba-tiba teringat akan kata-kata teman PSM UGM yang bernama Tunda.

Begini katanya, "Roda itu memang harus berputar biar kita bisa belajar. Kalau manusia di atas terus, kapan mau belajarnya?"

Setuju banget sama pernyataan yang seketika itu juga langsung menyadarkan gue.
Kita sebagai manusia seringkali merasa terlalu cepat puas. Roda hidup yang sedang berada di atas ternyata lebih sering menyuguhkan ketamakan bagi banyak orang.
Kondisi itulah yang membuat orang kurang rendah hati dan malas belajar.
Baiklah. Kalau dipikir-pikir sebenarnya ngeri juga loh. Kenapa roda hidup itu harus diputar  untuk mengajarkan kita?
Kenapa manusia baru mau belajar setelah mereka merasa sedang di bawah?
Gue sih males ya kalau harus menunggu kondisi yang paling melarat untuk belajar. Tapi, saat-saat itu pasti ada. Mau nggak mau, suka nggak suka, ya harus dijalani.

Senin, 22 Oktober 2012

PSM UGM di Ambon Manise

Jumat, 12 Oktober 2012
Gue beserta tim lomba PSM UGM (29 penyanyi, 2 pianis, dan 1 pelatih) berangkat ke Ambon dalam rangka mengikuti PESPARAWI (Pesta Paduan Suara Gerejawi) yang diikuti oleh 33 peserta.

Sabtu, 13 Oktober 2012
Tiba di Ambon dengan selamat dan sehat walafiat. PSM UGM disambut manis oleh panitia PESPARAWI. Selama di negeri orang 'manise', kami didampingi oleh LO dari Universitas Pattimura bernama Michael dan Jesita. Penginapan yang tersedia sebenarnya kurang memberikan kesan Ambon-nya. Tapi, not bad lah. Kamar mandi di dalam, pakai AC, dan pemandangan pantai di belakang penginapan. wohooo! (FYI: pantai di belakang penginapan sangat cantik apabila dikunjungi pada sore menjelang malam. gue udah coba!)

Minggu, 14 Oktober 2012
Misa di Gereja Poka, makan siang, lanjut ke acara pembukaan di Kantor Gubernur. Bertemu banyak peserta dari berbagai kontingen. Lumayan, banyak yang seger segeeerrrr :p
Di acara pembukaan, setiap peserta wajib berputar keliling lapangan, ya mungkin sebagai wujud dari eksistensi diri saja. PSM UGM mempunyai 2 maskot, yaitu Diajeng Sekar dan Dimas (palsu) Eka. Dengan penuh percaya diri dan tidak tahu malu, PSM UGM berani berputar sambil bergoyang, bahkan menyapa semua orang di sekitar dengan kata sapa "monggo".

Senin, 15 Oktober 2012
ada Uji Coba Panggung, saudara-saudara. Baru naik ke atas panggung pas UJP aja udah deg-degan.
Ya mungkin itu yang bikin UJP kami sedikit bosok. maklumlah, masih banyak yang baru berpengalaman mengikuti lomba, termasuk gue.

Selasa, 16 Oktober 2012
Olahraga pagi, latihan, makan, istirahat, latihan lagi, makan lagi, dan istirahat. Begitu sajalah hampir setiap hari. Oh iya, salah satu yang bikin senang 10 hari di Ambon adalah bisa berolahraga pagi membakar lemak-lemak membandel. :)

Rabu, 17 Oktober 2012
D- Day. Kompetisi kategori Sacra pun mulai. Beruntung PSM UGM mendapatkan nomor urut 28 (kalau tidak salah). Itu berarti ada di sesi malam. Seinget gue, PSM UGM tampil jam setengah 9 Waktu Indonesia Timur. Rasanya pertama kali menginjakkan kaki di atas panggung adalah mau mati. Jantungnya berdebar-debar gitu. Tapi, sensasinya memang luar biasa. Dies Irae berhasil dinyanyikan dengan cukup baik. Domine Non Secundum, sebagai lagu yang paling dicurigai menjatuhkan skor, ternyata dapat dibawakan dengan lumayan baik. Bermazmurlah Bagi Tuhan, lagu sacra legendaris terkece sepanjang masa versi gue, berhasil membuat gue merinding. Kalau komentar penonton sih, PSM UGM paling bagus membawakan lagu Sacra itu.

Kamis, 18 Oktober 2012
Berjalan-kalan ke Pantai Natsepa. Pemandangan alamnya cukup menyilaukan dan memikat hati.
Ini lebih bagus dari pantai-pantai di Gunung Kidul, broooh! Pokoknya, wajib coba sendiri deh! Pulangnya, latihan lagu Gospel dan suara nyaris habis.

Jumat, 19 Oktober 2012
Kompetisi kategori Gospel Negro Spiritual (nggak tau deh gimana penulisan yang bener). PSM UGM mendapat nomor undian 12. Awalnya, beruntung tampil di sesi 2. ternyata, harus tampil di sesi 1. Padahal, suara yang keluar di pagi hari itu mirip zombie (kalau kata pak pelatih).
Beneran kan, pas di panggung kami nggak kece sama sekali saat menyanyikan lagu Ezekiel Saw The Wheel dan Witness (lagu gospel terkeren versi gue lagi). Pasrah. Pulang, nonton penampilan kontingen lain, dan latihan lagu Folklore. Penampilan kontingen Kupang dan Ambon adalah hal terkece masa kini. Ruaaaaaarrrr biasaaaaa! pembawaannya oke banget!

Sabtu, 20 Oktober 2012
Hari terakhir kompetisi dengan kategori lagu Folklore. Semua beban terlepas saat menyanyikan kedua lagu, yaitu Kalwedo Basudara (tradisional Maluku) dan Gundul-Gundul Pacul (tradisional Jawa). Puji Tuhan, penampilan PSM UGM untuk kategori ini sepertinya lumayan banyak disukai. Kesimpulan itu didapat karena tepuk tangan penonton terus menggema di dalam ruangan (padahal belum boleh tepuk tangan).
Setelah itu, bermain ke Pantai Namalatu yang jaraknya sangat jauh dari penginapan. Alhasil, sampai di sana sudah malam dan masih menyesal sampai sekarang karena tidak dapat menikmati kecantikan Namalatu di siang hari.
Makan malam di sebuah rumah makan dengan fasilitas live music serta pemandangan lampu-lampu kota yang cantik. Sampai di penginapan ternyata sedang ada dangdutan yang diikuti oleh kontingen Palangkaraya dan Pontianak. Berhubung gue ditarik dan disuruh ikut joget sama cowok-bening-beut-dari-Pontianak, akhirnya ikutan deh dengan perasaan senang banget dan sedikit terpaksa karena capek. hahaha..

Minggu, 21 Oktober 2012
tim PSM UGM diminta untuk mengisi pujian di Gereja Silo yang terletak di tengah kota Ambon. Suara teman-teman sudah tidak karuan. Bahkan, suara Alto yang bisa gue denger cuma suaranya Mbak Risa (Alto angkatan 37 yang masih eksis hingga kini :p ). Selesai mengisi pujian, ada makan siang bersama dengan menu yang supeeerrbb! Lanjut beli oleh-oleh sedikit dan pulang.
Ambon menghantar kepulangan PSM UGM dengan hujan yang sedikit romantis dan cocok sekali untuk tidur. emm, romantisnya berubah setelah mendengar Michael, sang LO super keren, menyampaikan pesan dan kesan terakhir untuk tim PSM UGM. Suasana haru menyelimuti kami saat itu. Bahkan, ada cowok yang tak diduga-duga akan menangis seperti itu, hahahaha (semoga orangnya nggak baca ini).
Di Bandara, hampir ketinggalan pesawat, cuy! Pihak bandara udah marah-marah terus. Semua orang membuat kesalahan saat itu, bahkan si Rian methukul pun ikut membuat kasus menghilangkan diri dari rombongan.

Cerita sudah terlalu panjang. Jadi, inti dari cerita ini adalah gue seneng banget pernah punya pengalaman ke Ambon bareng PSM UGM. Bukan hanya sekadar refreshing, tetapi juga mengikuti kompetisi nasional.
Puji Tuhan, perjuangan tim yang sangat minimalis ini tidak sia-sia. Gue 100 persen yakin bahwa ini adalah hoki, PSM UGM berhasil meraih Gold Medal untuk semua kategori. Itu berarti ada 3 Gold Medal yang setidaknya dapat mengangkat nama PSM UGM kembali ke permukaan.
Akhir kata, Jaya Jaya Juaraaaaaaaaa!!!! *teriak*

tim PSM UGM sebelum berangkat ke Ambon :)

Saat acara pembukaan Pesparawi Nasional di depan Kantor Gubernur.



Minggu, 07 Oktober 2012

Halo, Hujan!

Hujan, aku yakin semua orang di hari ini pasti bersorak bahagia. Kerinduan mereka selama ini akhirnya terbayarkan. Aku pun begitu. Telah lama merindukan guyuran hujan dan sejuk yang diberikannya.
Aku suka menyendiri saat hujan turun. Di kamar, sendirian. Itu menyenangkan.
Tak ada yang berbicara, hanya alunan musik saja yang boleh menyentuh setiap sudut dinding kamarku.
Walaupun terkadang aku merusaknya dengan suara mulutku yang tak bisa berhenti mengunyah makanan :p

Saat hujan, aku bisa memikirkan banyak hal, banyaaaaaak sekali.
Semua pengalaman manis yang pernah kulalui, bayangan masa depanku, orang-orang yang hadir di sekitarku, pokoknya semua terlintas begitu saja.
Aku berharap selalu ada hujan supaya bisa mengingat apa yang tak pernah kuingat.

Senang berjumpa kembali, hujan :)

Sabtu, 06 Oktober 2012

Camonitys and D' Girls

Perhatikan judulnya!
Coba tebak itu nama apa? Judul film? Novel? Band? atau kolaborasi boyband dan girlband?
Kalau ada yang menebak salah satu dari itu, mohon maaf ya, kalian salah. jeng jeeeeeeng...

Camonitys and D' Girls is 
my second family.

Mereka itu favoritku. 
Aku hanya ingin menceritakan sedikit dulu saja tentang mereka.
CAMONITYS itu singkatan nama dari Cebong, Aceng, Mario, Orvin, Ndai, Tedjo, Ipen, Yoyo, dan Steve.
FYI, itu bukan nama asli mereka. Hanya sekadar panggilan sayang kami :)
Sedangkan The Girls itu terdiri dari Angel, Vivi, Monic, Nancy, Stella, dan tentunya aku. hehe

Aku masih sedikit ingat bagaimana berjumpa dengan mereka. Kami sekelas ketika duduk di bangku SMA, kecuali Stella. (Tapi kenapa dia bisa deket? panjang ceritanya...hahaha)
Masing-masing dari kami kebanyakan suka menyanyi, tak peduli suaranya seabstrak apapun. Tetap saja aku suka kalau kami berkumpul dan mendendangkan banyak lagu.
Biasanya, Cebong selalu membawa gitar kesayangannya ke sekolah. Pada jam istirahat kedua atau bahkan saat pelajaran kosong, kami selalu berkumpul di belakang kelas hanya untuk sekadar duduk bersama, bergurau, curhat, dan bernyanyi (lagu favorit yang dipopulerkan band Ungu. ababil banget gak seeeeh?! hahaha)

Kalau mau ulangan, suka banget belajar bareng. Well, mereka tak hanya asik di luar kelas, tetapi juga tepat untuk diajak belajar bersama. Anak-anak yang sangat pintar. Aku beruntung kenal mereka.
Aku masih ingat saat akan menghadapi ujian akhir semester, CnDG belajar bersama di rumah Ipen.
Setibanya di sana, niat belajar pun tergantikan oleh hal lain. Yak, bermain! Ada yang main PS, monopoli, bergosip, dll. Something stupid. hahaha. 
dan sejujurnya aku hampir bunuh diri karena ujian esoknya adalah Fisika, mata pelajaran yang paling aku benci karena selalu mendapat nilai 20 (dari 100).

Hah. Pokoknya banyak sekali hal manis sekaligus bodoh bersama mereka.
Sampai sekarang, CnDG tetap meluangkan waktunya untuk berkumpul dan hadir ketika dibutuhkan.

I love them. I miss them.

Lain waktu, akan aku deskripsikan sedikit tentang pribadi mereka. see you :)

Beberapa tahun silam di Plaza Semanggi. cuma kurang Monic :(