Senin, 22 Oktober 2012

PSM UGM di Ambon Manise

Jumat, 12 Oktober 2012
Gue beserta tim lomba PSM UGM (29 penyanyi, 2 pianis, dan 1 pelatih) berangkat ke Ambon dalam rangka mengikuti PESPARAWI (Pesta Paduan Suara Gerejawi) yang diikuti oleh 33 peserta.

Sabtu, 13 Oktober 2012
Tiba di Ambon dengan selamat dan sehat walafiat. PSM UGM disambut manis oleh panitia PESPARAWI. Selama di negeri orang 'manise', kami didampingi oleh LO dari Universitas Pattimura bernama Michael dan Jesita. Penginapan yang tersedia sebenarnya kurang memberikan kesan Ambon-nya. Tapi, not bad lah. Kamar mandi di dalam, pakai AC, dan pemandangan pantai di belakang penginapan. wohooo! (FYI: pantai di belakang penginapan sangat cantik apabila dikunjungi pada sore menjelang malam. gue udah coba!)

Minggu, 14 Oktober 2012
Misa di Gereja Poka, makan siang, lanjut ke acara pembukaan di Kantor Gubernur. Bertemu banyak peserta dari berbagai kontingen. Lumayan, banyak yang seger segeeerrrr :p
Di acara pembukaan, setiap peserta wajib berputar keliling lapangan, ya mungkin sebagai wujud dari eksistensi diri saja. PSM UGM mempunyai 2 maskot, yaitu Diajeng Sekar dan Dimas (palsu) Eka. Dengan penuh percaya diri dan tidak tahu malu, PSM UGM berani berputar sambil bergoyang, bahkan menyapa semua orang di sekitar dengan kata sapa "monggo".

Senin, 15 Oktober 2012
ada Uji Coba Panggung, saudara-saudara. Baru naik ke atas panggung pas UJP aja udah deg-degan.
Ya mungkin itu yang bikin UJP kami sedikit bosok. maklumlah, masih banyak yang baru berpengalaman mengikuti lomba, termasuk gue.

Selasa, 16 Oktober 2012
Olahraga pagi, latihan, makan, istirahat, latihan lagi, makan lagi, dan istirahat. Begitu sajalah hampir setiap hari. Oh iya, salah satu yang bikin senang 10 hari di Ambon adalah bisa berolahraga pagi membakar lemak-lemak membandel. :)

Rabu, 17 Oktober 2012
D- Day. Kompetisi kategori Sacra pun mulai. Beruntung PSM UGM mendapatkan nomor urut 28 (kalau tidak salah). Itu berarti ada di sesi malam. Seinget gue, PSM UGM tampil jam setengah 9 Waktu Indonesia Timur. Rasanya pertama kali menginjakkan kaki di atas panggung adalah mau mati. Jantungnya berdebar-debar gitu. Tapi, sensasinya memang luar biasa. Dies Irae berhasil dinyanyikan dengan cukup baik. Domine Non Secundum, sebagai lagu yang paling dicurigai menjatuhkan skor, ternyata dapat dibawakan dengan lumayan baik. Bermazmurlah Bagi Tuhan, lagu sacra legendaris terkece sepanjang masa versi gue, berhasil membuat gue merinding. Kalau komentar penonton sih, PSM UGM paling bagus membawakan lagu Sacra itu.

Kamis, 18 Oktober 2012
Berjalan-kalan ke Pantai Natsepa. Pemandangan alamnya cukup menyilaukan dan memikat hati.
Ini lebih bagus dari pantai-pantai di Gunung Kidul, broooh! Pokoknya, wajib coba sendiri deh! Pulangnya, latihan lagu Gospel dan suara nyaris habis.

Jumat, 19 Oktober 2012
Kompetisi kategori Gospel Negro Spiritual (nggak tau deh gimana penulisan yang bener). PSM UGM mendapat nomor undian 12. Awalnya, beruntung tampil di sesi 2. ternyata, harus tampil di sesi 1. Padahal, suara yang keluar di pagi hari itu mirip zombie (kalau kata pak pelatih).
Beneran kan, pas di panggung kami nggak kece sama sekali saat menyanyikan lagu Ezekiel Saw The Wheel dan Witness (lagu gospel terkeren versi gue lagi). Pasrah. Pulang, nonton penampilan kontingen lain, dan latihan lagu Folklore. Penampilan kontingen Kupang dan Ambon adalah hal terkece masa kini. Ruaaaaaarrrr biasaaaaa! pembawaannya oke banget!

Sabtu, 20 Oktober 2012
Hari terakhir kompetisi dengan kategori lagu Folklore. Semua beban terlepas saat menyanyikan kedua lagu, yaitu Kalwedo Basudara (tradisional Maluku) dan Gundul-Gundul Pacul (tradisional Jawa). Puji Tuhan, penampilan PSM UGM untuk kategori ini sepertinya lumayan banyak disukai. Kesimpulan itu didapat karena tepuk tangan penonton terus menggema di dalam ruangan (padahal belum boleh tepuk tangan).
Setelah itu, bermain ke Pantai Namalatu yang jaraknya sangat jauh dari penginapan. Alhasil, sampai di sana sudah malam dan masih menyesal sampai sekarang karena tidak dapat menikmati kecantikan Namalatu di siang hari.
Makan malam di sebuah rumah makan dengan fasilitas live music serta pemandangan lampu-lampu kota yang cantik. Sampai di penginapan ternyata sedang ada dangdutan yang diikuti oleh kontingen Palangkaraya dan Pontianak. Berhubung gue ditarik dan disuruh ikut joget sama cowok-bening-beut-dari-Pontianak, akhirnya ikutan deh dengan perasaan senang banget dan sedikit terpaksa karena capek. hahaha..

Minggu, 21 Oktober 2012
tim PSM UGM diminta untuk mengisi pujian di Gereja Silo yang terletak di tengah kota Ambon. Suara teman-teman sudah tidak karuan. Bahkan, suara Alto yang bisa gue denger cuma suaranya Mbak Risa (Alto angkatan 37 yang masih eksis hingga kini :p ). Selesai mengisi pujian, ada makan siang bersama dengan menu yang supeeerrbb! Lanjut beli oleh-oleh sedikit dan pulang.
Ambon menghantar kepulangan PSM UGM dengan hujan yang sedikit romantis dan cocok sekali untuk tidur. emm, romantisnya berubah setelah mendengar Michael, sang LO super keren, menyampaikan pesan dan kesan terakhir untuk tim PSM UGM. Suasana haru menyelimuti kami saat itu. Bahkan, ada cowok yang tak diduga-duga akan menangis seperti itu, hahahaha (semoga orangnya nggak baca ini).
Di Bandara, hampir ketinggalan pesawat, cuy! Pihak bandara udah marah-marah terus. Semua orang membuat kesalahan saat itu, bahkan si Rian methukul pun ikut membuat kasus menghilangkan diri dari rombongan.

Cerita sudah terlalu panjang. Jadi, inti dari cerita ini adalah gue seneng banget pernah punya pengalaman ke Ambon bareng PSM UGM. Bukan hanya sekadar refreshing, tetapi juga mengikuti kompetisi nasional.
Puji Tuhan, perjuangan tim yang sangat minimalis ini tidak sia-sia. Gue 100 persen yakin bahwa ini adalah hoki, PSM UGM berhasil meraih Gold Medal untuk semua kategori. Itu berarti ada 3 Gold Medal yang setidaknya dapat mengangkat nama PSM UGM kembali ke permukaan.
Akhir kata, Jaya Jaya Juaraaaaaaaaa!!!! *teriak*

tim PSM UGM sebelum berangkat ke Ambon :)

Saat acara pembukaan Pesparawi Nasional di depan Kantor Gubernur.



2 komentar: