Tau Candi Borobudur?
Iya iya. Itu candi yang terkenal banget di dunia sejarah, dari SD pasti udah pernah denger.
Beberapa tahun sejak merantau di Jogja ini, aku tau kalau Candi Borobudur itu tempat sakral yang digunakan oleh umat Buddha untuk beribadah. (Ya mungkin informasi ini sudah pernah diceritakan oleh guru-guru sejarah tapi selalu aku abaikan.)
Bahkan saat mereka merayakan Hari Suci Waisak. Tau, 'kan Waisak itu dirayakan oleh siapa? Umat Buddha
loh, bukan Hindu (masih banyak yang terbalik tentang ini).
Aku mungkin nggak begitu banyak tau tentang hari suci ini dan Candi Borobudur.
Yang aku tau itu ya umat Buddha (di Jawa Tengah dan sekitarnya) merayakan Waisak di Candi Borobudur.
Setiap tahun selalu begitu, selalu ada ritual suci yang pastinya asing bagi umat beragama lainnya.
Tahun 2013 ini, aku sangat tertarik datang ke Candi Borobudur di malam hari.
Iya, bukan untuk merasakan bagaimana sucinya perayaan umat Buddha, melainkan untuk melihat 1000 lampion terbang di udara.
Oh my goossshhh..
Aku bahkan tak percaya hal tersebut terlintas dalam pikiranku sebelumnya. Sungguh hal yang tidak memiliki rasa toleransi. Ya, walaupun aku tidak seperti wisatawan lainnya yang tidak tertib dan tidak menghormati mereka yang sedang berdoa. Aku masih tertib dan toleran dalam hal ini..
Malu rasanya, sungguh..
Malu menjadi bagian dari wisawatan yang datang dan menodai sakralnya upacara umat Buddha di hari sucinya.. Awalnya memang kecewa. Datang jauh-jauh, rela terjebak macet, dan rela terguyur hujan deras hanya untuk 1000 lampion di udara. Bukan untuk merasakan kesucian Waisak.
Tapi.. aku sudah mendapatkan karmanya.
Semalam kota Magelang diguyur hujan yang cukup deras. Ini mengakibatkan aku, teman-teman, dan mungkin banyak wisatawan lainnya tidak dapat bertahan tinggal di sekitar altar suci. Cuaca pula yang menyebabkan batalnya pelepasan 1000 lampion.
Iya mungkin aku kecewa. Tapi lebih kecewa lagi sejak tau cerita tentang banyak orang yang sengaja menginjakkan kaki kotornya untuk berfoto di atas altar. Padahal altar itu sedang digunakan untuk berdoa.
Sementara cerita lain dari temanku bilang bahwa momen tersebut dimanfaatkan oleh pasangan untuk melakukan foto pre-wedding. Si pasangan ini kabarnya berfoto di tengah Bhiksu yang sedang berdoa.
Menjijikan? IYA!
I'm sorry to say.
Tapi.. HALO HALO??!! Di mana letaknya toleransi kalian?
Ya sudahlah. Aku sedikit lega karena telah membaca kabar dan
postingan foto di
Twitter tentang pelepasan lampion-lampion cantik di hari Minggu malam.
dan memang betapa cantiknya lampion-lampion itu menghiasi malam cerah di atas Candi Borobudur.
Senang rasanya walau hanya melihat itu di foto saja. Mungkin memang sudah sepantasnya seperti itu..
Selamat Hari Suci Waisak!
Tuhan telah membiarkan kalian beribadah dengan tenang dan sukacita di Minggu malam ini :)
Semoga hujan yang lalu membawa berkah melimpah..