Rabu, 30 Januari 2013

Januari, I Hate You!

hey.
pagi ini aku berani mengatakan kalau aku benci Januari.
Ya, Januari.
aku benci Januari sejak setahun yang lalu.
Januari. Kenapa harus Januari? Kenapa harus pengalaman pahit yang ada di Januari?

Tahun lalu tepatnya tanggal 21. Aku harus merelakan penampilan Leonardo Ringo di Jogja. Aku harus merelakan nggak ketemu seseorang yang jauh di sana.
Tahun ini tanggal 23. Aku - sudah - melihat - semuanya.
Semuanya. Social media yang berbicara. Tapi aku tau semua itu benar adanya.
Mau tau? Kepercayaanku mulai hilang :)

oke, saatnya berubah. Benar-benar berubah.
jadi power ranger pink kek, jadi sailormoon kek, ah serah deh yang penting berubah.

hey, Januari.
Really - hate - you!

Selasa, 29 Januari 2013

Menanti jawaban

Sabar

                              Ikhlas

Kerja keras

Berdoa


Di tahun 2013 ini, gue lagi bener-bener disuruh belajar keempat hal di atas.
Kalau sedih harus inget kata "sabar".
Kalau emosi harus inget kata "ikhlas".
Kalau masih gagal harus inget sama "kerja keras".
dan dalam keadaan apapun harus inget "berdoa".

Eh tapi lumayan sih.
Beberapa hari yang lalu sempet diingetin buat sabar dan ikhlas dan gue coba.
berhasil beroooh ternyata.
Emang ya sabar dan ikhlas tuh menjinakkan emosi banget.
Sekarang lagi diuji nih sekeras apa usaha gue buat memperjuangkan masa depan.
Kalau sadar lagi diuji sih biasanya gue ga mau terlihat cupu.
Jadi, mau nggak mau emang harus tetap semangat dan kerja keras.
Apapun usahanya, kata "yakin" itu tetep harus diselipkan biar semua nggak sia-sia.

Pada akhirnya, gue tetep menanti kabar baik di hari esok.
Selalu.
:)


Kamis, 24 Januari 2013

Sesal

Ini adalah kesekian kalinya gue bertindak bodoh dan diperbudak oleh emosi.
Yang harusnya bisa bikin seneng orang lain, yang harusnya bisa melukiskan senyuman di wajah orang lain, ternyata nggak bisa gue lakukan.
Yeah, semua karena emosi.
terus sekarang? biasalah, cuma bisa menyesal.
orang itu pasti udah kecewa hingga terbaring tak berdaya dengan (mungkin) infus atau bantuan oksigen.

Dari dulu orang bilang, "jangan pernah memutuskan sesuatu saat emosi!"
                                       atau
"bahagiakan orang-orang di sekitarmu sebelum kamu menyesal"

nice. sekarang gue baru percaya itu kalimat ada benarnya.

okelah. kalau nggak begini emang nggak akan mau belajar.
selamat mencoba 2 kalimat di atas itulah ya :')
semoga berguna!

Selasa, 22 Januari 2013

Kegalauan Hidup 1

Rencana Tuhan selalu baik.
Seburuk apapun yang kita alami, tetep aja itu rencana-Nya.
Mau ngeluh? pikir-pikir dulu mendingan daripada nanti malu sendiri.

Mungkin gue salah satu orang yang kurang peka sama rancangan Tuhan dan sukanya selalu mengeluh.
Tapi, di saat gue udah bener-bener putus asa dan nggak tau harus mengeluh sama siapa, gue mending mensugesti diri sendiri kalau semua ini rancangan yang harus dilewati.

Nggak tau maksudnya apa. Nggak pernah ngerti kenapa ini semua terjadi.
yang gue tau ini emang udah harus terjadi di hidup gue.
Sekarang sedih, depresi, dikecewakan, disakitin, dibohongi, tapi besok siapa yang tau kan bakal seneng banget?
siapa yang tau besok kita dikasih 'kado' apa dari Tuhan?

Gue lupa udah pernah posting tentang lagunya Naif belum ya?
Lumayan menghibur diri sendiri sih kalau lagi nggak karuan gini.
pokoknya kalau kata Naif gini,

"Ku tau kau sedih janganlah menangis, oh sayangku! Tersenyumlah meski kau terluka. Ku tau kau sedih janganlah berlarut, oh sayangku! Tersenyumlah dunia kan bersinar" :D

Melebur Beda

Lagi suka banget sama lagunya The Finest Tree yang judulnya "Melebur Beda".
Menurut eke sih ini liriknya jos banget. Ciptaannya om Eross 'SO7' sih yaaaaa..

                                      Melebur 
                           Beda

DI hari keterbatasan ini
Apa yang kau pelajari?
Derasnya harus kita hadapi
Tak mudah menjalani cerita ini

Di hari keterbatasan ini
Ambil semangat hati
Semua yang kamu percayai
menuntun langkahmu pulang di sini

*)
Kita bersama meleburkan beda
Kita bersama memahami semua
Jangan dengarkan suara sumbangnya
karena kisahmu tertulis denganku

Percaya dengan yang kau rasakan
merasakan itu cinta
Percaya kebaikan Tuhan
Percayakan doa pada Tuhanmu
Aku pun mencoba dengan caraku

Back to *)

Semua yang kau takutkan tak sebanding kebaikan Tuhan
maka teruslah kamu berjalan
Semua yang kaku takutkan tak sebanding kebesaran Tuhan
maka tetaplah kamu berjalan

Jumat, 11 Januari 2013

Cinta tapi Beda: Meresahkan atau Menarik?

Film Cinta Tapi Beda sekarang lagi jadi buah bibir  masyarakat. Lagi-lagi Hanung Bramantyo yang terlibat dalam proses pembuatan film itu. Karena penasaran, saya coba menontonnya. Kali aja bisa dapat pencerahan buat "ehem".... Pointnya bukan di sini.

Saya menonton film itu pakai hati makanya bisa terharu. Otak juga dipakai kok buat crosscheck saja sebenarnya lebih cocok mana cerita yang dibilang oleh Hanung Bramantyo atau si orang-orang yang hobinya suka protes ini.
Ternyata oh ternyata, saya sih lebih setuju sama apa yang dibilang om Hanung (ya iyalaaaah kan dia yang lebih tau). Diana (gadis beragama Katholik) ini sebenarnya bukan asli Padang. ih, sok tau ye? enggaaaak. Setelah sebelumnya membaca pernyataan om Hanung di beberapa media online, coba deh perhatikan logat bicaranya si Om Roland (om nya Diana yang beragama Katholik). Logatnya Manado, loh! Nggak percaya? Cek deh. It means Diana bukan orang Padang asli. Masalah logat bicaranya itu mungkin karena sudah lama tinggal di sana. Samalah kayak orang-orang daerah yang merantau dan tinggal di Jakarta, lama-lama gaya bicaranya pasti macam anak gaul - "elo gue" - gitu. Dengan penampilan rumah-ruamh adat sebagai properti pendukung, Diana jadi terlihat lebih "Padang".
Begitu kan yang dipermasalahkan?
diambil dari Mbah Google


Terlepas dari masalah itu, saya menemukan beberapa hal yang bagus dalam film ini.
1. Saya merasa masalah yang terungkap dalam film ini memang riil sering terjadi di masyarakat. Tidak mengada-ada. Nah, dari sini saya bisa melihat dengan jelas bahwa tantangan terberat atas cinta beda agama adalah keluarga dan ketakutan terbesar berasal dari hati kita sendiri. Benar nggak ya? Just in my opinion :)
Ya berarti film ini tidak ingin menjerumuskan penonton ke dalam hal yang dianggap tabu, tetapi justru ingin mengajak penonton (yang mungkin sedang atau suatu saat terlibat dalam percintaan beda agama)  untuk mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang dan mantap ketika mengalami hal yang sama dengan di film ini.

2.  Film ini sungguh ingin menunjukkan keadaan dari sisi kaum minoritas, baik dilihat dari fisik, pergumulan hati, hingga makanan kesukaannya, hehehe. Semua juga tau kalau Salib identik dengan umat Nasrani (Kristen dan Katholik). Siapapun yang menggunakan kalung Salib tentu menunjukkan bahwa mereka adalah umat Nasrani, si kaum minoritas. Beginilah penampilan Diana dalam film Cinta Tapi Beda. Dan saya merasakan hal yang sama ketika di salah satu adegan Diana resah ingin melepaskan kalung Salib-nya itu. That is! Keresahan itu pasti pernah dirasakan oleh banyak orang Nasrani. Keresahan lain kaum minoritas ialah berpindahnya keyakinan akibat tuntutan keadaan. Yap, hal ini muncul pada scene di mana Ibu Diana melarang keras anaknya untuk dekat dengan pemuda Jawa berkeyakinan Islam taat bernama Cahyo. 

3.  Ajaran kedua agama dalam film ini juga diberikan porsi seimbang sehingga keduanya tampak tidak saling menjatuhkan atau menjelekkan. Justru film ini menggambarkan tentang toleransi umat beragama. Sama-sama  memperlihatkan ajaran kedua agama, sama-sama memperlihatkan rasa insecure ketika mereka harus  bersatu, sama-sama menunjukkan adanya harapan dari keduanya. Menurutku, ini keren!

Secara keseluruhan, saya suka film ini. Film kontroversial yang menarik untuk ditonton, didiskusikan, atau ya apapunlah. Saya hanya mencoba mengungkapkan apa yang ada di pikiran setelah menonton ini. Jadi, bebas dong ya mau ngomong apa aja? :)

Pilih mana?

Really hate this situation!

ketika kamu diberi pilihan dan harus memutuskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, lebih baik menggunakan hati atau otak?

menggunakan emosi atau kepala dingin?

mengorbankan perasaan diri sendiri atau orang lain?



Selasa, 08 Januari 2013

Baik itu...


Apa itu baik?

Pertanyaan di atas begitu sederhana dan terkesan mudah untuk dijawab. Setiap orang yang hanya membaca atau mendengar pertanyaan itu secara sekilas, mungkin akan berpikir bahwa jawaban tersebut sesimpel pertanyaannya. Ketika mulai mencari-cari jawaban, mereka pasti akan menyadari bahwa arti kata baik itu sulit untuk diungkapkan. Saya memiliki banyak pengalaman sederhana yang dapat membuktikan bahwa kata baik itu memang sulit untuk didefinisikan. Salah satunya terjadi pada saat salah seorang teman bertanya, “Orang itu baik ga sih?” dan saya hanya dapat menjawab, “baik, kok”.

Mungkin sebagian orang yang dihadapkan pada kondisi ini pun akan bertanya, “Memang orang itu baiknya seperti apa?” dan tentu banyak orang yang bingung dalam menjawab pertanyaan itu. Contoh ini hanya dapat mengkomunikasikan bahwa kata baik itu tidak dapat didefinisikan. Baik itu tidak memiliki definisi yang tepat dan universal. Bahkan menurut Moore, baik itu merupakan kata yang tidak dapat dipecah menjadi beberapa bagian kecil. Jadi, baik itu sudah merupakan kata yang paling dasar. Selain itu, baik bersifat relatif. Belum tentu baik menurut saya sudah pasti baik menurut orang lain. Begitu pun sebaliknya. Abstrak memang, tetapi beginilah kondisinya.

Seseorang dapat mengetahui arti kata baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Sama halnya dengan pendefinisian nilai, kata baik merupakan bagian dari kualitas empiris. Artinya, seseorang hanya dapat memahami arti kata baik melalui sebuah pengalaman nyata mereka masing-masing. Tanpa adanya pengalaman, seseorang tak akan mengenal hal-hal dan arti kata baik. Ketika kita melihat anak muda menolong seorang nenek menyeberangi jalan, kita baru akan memahami bahwa tindakan tersebut merupakan hal yang baik. Bayangkan jika tak ada pengalaman, apakah tindakan menolong nenek menyeberang jalan adalah baik?

Berkenaan dengan itu, muncul dua istilah bernama good dan the good. Kedua istilah itu terkesan sama dan nyaris tak dapat ditemui perbedaannya. Ternyata, keduanya memiliki perbedaan makna. Good merupakan kata sifat yang sulit untuk dipahami dan didefinisikan. Sedangkan the good merupakan sebuah realitas atau barang yang mengandung good atau kata sifat dan dapat didefinisikan. Contoh sederhana agar lebih memahami perbedaan kedua istilah ini ialah bulat. Bulat merupakan kata sifat yang sulit untuk dijabarkan. Berbeda halnya jika kita menyebutkan bahwa bola itu bulat. Bola merupakan sebuah benda yang dapat dilihat secara nyata. Bola sebagai the good mengandung sifat bulat yang berkedudukan sebagai good. Pada akhirnya, good akan dapat dipahami ketika ada the good yang membawanya.

Pada intinya, tak ada kata-kata yang dapat menjelaskan secara tepat dan jelas tentang arti kata baik. Kata ini hanya bersifat relatif dan rancu sehingga seringkali menimbulkan perdebatan. Oleh karena itu, setiap orang membutuhkan pengalaman agar dapat lebih memahami arti kata baik.

*ditulis untuk tugas salah satu mata kuliah di Komunikasi yang entah apa namanya saya juga lupa*
*Senin, 17 Oktober 2011*

Kamis, 03 Januari 2013

2012 - 2013

Belum telat kan buat ucapin "Merry Christmas and Happy New Year" ?

huwow! 2012 sudah terlewati dengan begitu banyak rintangan, air mata, dan tawa.
semua berjalan cepat bagaikan mimpi. kalau diingat-ingat lagi ya rasanya nggak percaya bisa melewati semuanya.
dari punya pacar sampe jomblo, dari kaki patah sampe mau diambil pen-nya, dari 56 kg sampe 52 kg, dari muka mulus sampe kayak bulan, dari pekok sampe pekok banget, tapi gue ya tetep gue.
hah memang 2012 ini punya segudang cerita yang berbeda, lebih seru, lebih mengesankan, semua terekam tak pernah mati lah pokoknya (kata the Upstairs sih gitu).

eh, ini udah 2013 ya?
waduh, tahun baru, ramalan kiamat kemarin terpatahkan (jelaslaaah! mana ada yang bisa tau kapan kiamat)
tahun baru itu identik sama resolusi. buat sebagian orang, resolusi itu cuma numpang lewat di hidupnya.
ngomong-ngomong, resolusi gue di 2013 ini adalah lulus! yeaaaah lulus! padahal judul skripsi aja belum gue ajuin.
Kalau udah lulus, pastinya cari kerja, cari uang buat orang tua, dan ke luar negeri. Pacar gimana pacar?
gampang, let it flow aja lah.

Itu resolusi gue. Resolusi lo? :)