Kesan itulah yang
ditunjukkan oleh sebuah film berjudul “Citizen Kane”. Film yang
disutradarai oleh Orson Welles ini telah memberikan arti yang sangat
penting bagi perkembangan sejarah perfilman di dunia. Brilliant!
Film ini berhasil membuat saya berpikir dan terus bertanya-tanya dalam
hati. Cerita apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film ini. Di
awal cerita, sutradara berhasil menimbulkan kesan horor melalui shoot
gambar dan lantunan musik yang berbau mistis pula. Pergantian gambar
demi gambar di awal film terjadi secara perlahan dan benar-benar
memberikan kesan yang mencekam terlebih didukung dengan warnanya yang
hitam putih.
Ternyata, film ini sama sekali tidak menceritakan kisah hantu
seperti yang sudah sering ‘bergentayangan’ di masa sekarang. Film
“Citizen Kane” ini menceritakan tentang kehidupan seorang miliader
bernama Charles Kane. Banyak sisi positif dan negatif yang dapat diambil
dari cerita dalam film tersebut. Film ini merupakan film hitam putih
terpanjang pertama kali dengan durasi 1 jam 59 menit. Film ini merupakan
salah satu film berkualitas yang pernah saya tonton. Ada beberapa hal
yang memosisikan film tersebut sebagai film yang berperan penting dalam
perkembangan sejarah film di dunia.
Hal pertama yang paling kuat dan menonjol tampak pada film ini
adalah alur ceritanya. Untuk pertama kalinya, sebuah film hitam putih
menggunakan alur maju dan mundur (alur campuran). Awal mula yang sangat
baik bagi kemajuan bidang industri perfilman. Film tampak tidak
membosankan. Berbeda dengan film hitam putih sebelumnya yang hanya
menggunakan alur maju dengan tahap cerita yang maju perlahan demi
perlahan. Justru konsep cerita seperti itu akan membuat para penonton
semakin mudah jenuh dan kurang bisa menikmati ide cerita yang ingin
disampaikan.
Hal kedua yang tak kalah menariknya dari film ini ialah teknik
pengambilan gambar yang sudah semakin baik. Dalam film ini, pengambil
gambar telah mengenal teknik pemfokusan objek. Teknik ini terlihat dalam
beberapa adegan. Di scene pertama, teknik tersebut ditunjukkan
melalui sebuah pengambilan gambar pagar rumah yang difokuskan dan latar
belakang pagar tersebut dibuat lebih nge‘blur’. Ketika di awal
diperlihatkan sebuah tulisan “No Trespassing”, pengambil gambar juga
melakukan teknik tersebut. Atau bahkan ada gambar ketika hujan dan
seorang pengambil gambar menunjukkan palang besar yang terdapat di atas
kafe milik istri dari Kane. Pertama gambar palang tersebut yang
difokuskan, lalu titik fokus diubah pelan-pelan ke objek di belakang
palang tersebut.
Hal ketiga yang menjadi faktor pendukung menariknya film tersebut
ialah adanya sebuah musik yang sengaja diputarkan sebagai latar belakang
suara. Musik-musik yang dilantunkan sungguh membantu film untuk
mengkomunikasikan suasana sehingga penonton seolah-olah menyatu di dalam
film tersebut. Ketiga hal penting yang telah terpapar di atas
menunjukkan bahwa pembuatan film tersebut telah mulai memanfaatkan
kemajuan teknologi. Tak hanya itu, kehebatan mereka dalam mengemas film
Kane ini sungguh dikagumi oleh bidang industri perfilman.
Lebih mengagumkan ketika hal-hal tersebut menyebabkan lahirnya banyak film yang sampai sekarang masih menggunakan gaya film yang dirilis tahun 1941 ini. Pada film sekarang, sudah banyak yang mengikuti gaya film Kane yang menggunakan narator di awal cerita. Bedanya, pada film Kane, narasi dilakukan oleh narator yang tidak mengambil peran double sebagai aktor. Sedangkan film zaman sekarang, seorang narator adalah pemain film itu sendiri yang seolah menceritakan kehidupannya di dalam film tersebut.
Teknik pengambilan gambar dan penyisipan musik ke dalam film sekarang juga sudah lebih hebat karena didukung dengan alat yang semakin canggih pula. Selain itu, semakin banyak film yang menggunakan alur campuran agar terkesan menarik. Kemajuan-kemajuan inilah yang dapat dirasakan oleh industri perfilman. Tak heran jika “Citizen Kane” dianggap penting dan bersejarah dalam perkembangan film di dunia.
![]() |
gambar diambil dari senseofcinema.com |
*ditulis untuk tugas mata kuliah "Kajian Film"
2 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar