Selasa, 26 Februari 2013

Citizen Kane: Inspirasi Film Masa Kini

Tidak semua hitam putih itu flat. 
Kesan itulah yang ditunjukkan oleh sebuah film berjudul “Citizen Kane”. Film yang disutradarai oleh Orson Welles ini telah memberikan arti yang sangat penting bagi perkembangan sejarah perfilman di dunia. Brilliant! Film ini berhasil membuat saya berpikir dan terus bertanya-tanya dalam hati. Cerita apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film ini. Di awal cerita, sutradara berhasil menimbulkan kesan horor melalui shoot gambar dan lantunan musik yang berbau mistis pula. Pergantian gambar demi gambar di awal film terjadi secara perlahan dan benar-benar memberikan kesan yang mencekam terlebih didukung dengan warnanya yang hitam putih.

Ternyata, film ini sama sekali tidak menceritakan kisah hantu seperti yang sudah sering ‘bergentayangan’ di masa sekarang. Film “Citizen Kane” ini menceritakan tentang kehidupan seorang miliader bernama Charles Kane. Banyak sisi positif dan negatif yang dapat diambil dari cerita dalam film tersebut. Film ini merupakan film hitam putih terpanjang pertama kali dengan durasi 1 jam 59 menit. Film ini merupakan salah satu film berkualitas yang pernah saya tonton. Ada beberapa hal yang memosisikan film tersebut sebagai film yang berperan penting dalam perkembangan sejarah film di dunia.

Hal pertama yang paling kuat dan menonjol tampak pada film ini adalah alur ceritanya. Untuk pertama kalinya, sebuah film hitam putih menggunakan alur maju dan mundur (alur campuran). Awal mula yang sangat baik bagi kemajuan bidang industri perfilman. Film tampak tidak membosankan. Berbeda dengan film hitam putih sebelumnya yang hanya menggunakan alur maju dengan tahap cerita yang maju perlahan demi perlahan. Justru konsep cerita seperti itu akan membuat para penonton semakin mudah jenuh dan kurang bisa menikmati ide cerita yang ingin disampaikan.

Hal kedua yang tak kalah menariknya dari film ini ialah teknik pengambilan gambar yang sudah semakin baik. Dalam film ini, pengambil gambar telah mengenal teknik pemfokusan objek. Teknik ini terlihat dalam beberapa adegan. Di scene pertama, teknik tersebut ditunjukkan melalui sebuah pengambilan gambar pagar rumah yang difokuskan dan latar belakang pagar tersebut dibuat lebih nge‘blur’. Ketika di awal diperlihatkan sebuah tulisan “No Trespassing”, pengambil gambar juga melakukan teknik tersebut. Atau bahkan ada gambar ketika hujan dan seorang pengambil gambar menunjukkan palang besar yang terdapat di atas kafe milik istri dari Kane. Pertama gambar palang tersebut yang difokuskan, lalu titik fokus diubah pelan-pelan ke objek di belakang palang tersebut.

Hal ketiga yang menjadi faktor pendukung menariknya film tersebut ialah adanya sebuah musik yang sengaja diputarkan sebagai latar belakang suara. Musik-musik yang dilantunkan sungguh membantu film untuk mengkomunikasikan suasana sehingga penonton seolah-olah menyatu di dalam film tersebut. Ketiga hal penting yang telah terpapar di atas menunjukkan bahwa pembuatan film tersebut telah mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Tak hanya itu, kehebatan mereka dalam mengemas film Kane ini sungguh dikagumi oleh bidang industri perfilman.

Lebih mengagumkan ketika hal-hal tersebut menyebabkan lahirnya banyak film yang sampai sekarang masih menggunakan gaya film yang dirilis tahun 1941 ini. Pada film sekarang, sudah banyak yang mengikuti gaya film Kane yang menggunakan narator di awal cerita. Bedanya, pada film Kane, narasi dilakukan oleh narator yang tidak mengambil peran double sebagai aktor. Sedangkan film zaman sekarang, seorang narator adalah pemain film itu sendiri yang seolah menceritakan kehidupannya di dalam film tersebut.

Teknik pengambilan gambar dan penyisipan musik ke dalam film sekarang juga sudah lebih hebat karena didukung dengan alat yang semakin canggih pula. Selain itu, semakin banyak film yang menggunakan alur campuran agar terkesan menarik. Kemajuan-kemajuan inilah yang dapat dirasakan oleh industri perfilman. Tak heran jika “Citizen Kane” dianggap penting dan bersejarah dalam perkembangan film di dunia.
gambar diambil dari senseofcinema.com


*ditulis untuk tugas mata kuliah "Kajian Film"
2 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar